TERAPI KOGNITIF Terapi jangka pendek yang teratur, yang memberikan dasar berpikir pada klien untuk mengekspresikan perasaan negatifnya, memahami masalahnya, serta mampu mengatasi perasaan negatifnya dan mampu memecahkan masalah tersebut
Tujuan
-Mengubah pikiran dari tidak logis negatif menjadi objektif, rasional, positif-Meningkatkan aktivitas-Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan-Meningkatkan ketrampilan sosial
Masalah & Tujuan Keperawatan
Risiko bunuh diri
Ide bunuh diri hilang
Isolasi sosial
Meningkatkan hubungan sosial
Harga diri rendah
Meningkatkan harga diri
Defisit perawatan diri
Meningkatkan kemampuan merawat diri
Cognitive Behaviour Therapy Hal yang dapat diobservasi, dicatat, diukur, bergerak atau berespon bertujuan untuk melatih cara berpikir (fungsi) kognitif dan cara bertindak (perilaku)
CLASSICAL CONDITIONING
Teori belajar yang menghasilkan suatu respons dengan mengombinasikan dua stimulus; stimulus alami dan stimulus buatan
Akuisisi
stimulus terkondisi (aba-aba) berulang kali diikuti stimulus tidak terkondisi (meniup mata)
Kepunahan
menghilangnya respons yang udah kita kondisikan
Spontaneous Recovery
kemunculan kembali respons terkondisi setelah adanya periode jeda
Generalisasi Stimulus
kecenderungan dari subyek untuk merespons terhadap stimulus terkondisi yang mirip
Diskriminasi Stimulus
kemampuan untuk membedakan stimulus terkondisi dengan stimulus lain yang belum dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi
OPERANT CONDITIONING
Teori yang mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suaatu tindakan yang disengaja atau operant
Meningkatkan tingkah laku
Reinforcement positif
Reinforcement negatif
Menurunkan tingkah laku
Punishment
Response cost
Extinction
Teknik Kontrol Mood
Pikiran otomatis
pikiran yang secara otomatis muncul di kepala seseorang dalam kehidupan sehari-hari
Distorsi kognitif
kesalahan logika dalam berpikir, serta kecenderungan berpikir yang berlebihan serta tidak rasional
Pemikiran
Melihat segala sesuatu dalam kategori hitam atau putih
Over-generalisasi
Memandang suatu peristiwa yang negatif sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir
Personalisasi
Memandang diri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal yang negatif yang kenyataannya tidaklah demikian
Berpikir dikotomi
Berpikir dengan ekstrim bahwa semua hal adalah semuanya baik atau semuanya buruk
Pembencanaan
Berpikir yang terburuk tentang orang atau kejadian
Membuat abstrak yang selektif
Memfokuskan pada detail tapi tidak pada informasi yang relevan
Kesimpulan yang tidak beralasan
Menarik kesimpulan negatif tanpa bukti yang mendukung
Membaca pikiran
Percaya bahwa seseorang tahu pikiran orang lain tanpa memvalidasinya terlebih dahulu
Membesar-besarkan atau mengecilkan
Melebih-lebihkan suatu hal atau menecilkan suatu hak secara tidak tepat
Perfeksionis
Merasa butuh untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna agar merasa dirinya baik
Eksternaliasasi harga diri
Mengukur nilai seseorang berdasarkan pendapat orang lain
Filter mental
Menemukan hal kecil yang negatif dan terus memikirkannya sehingga pandangan tentang realita menjadi gelap
Mendiskualifikasi hal positif
Menolak pengalaman-pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu “bukan apa-apa”
Penalaran emosional
Menganggap emosi-emosi yang negatif mencerminkan realita yang sebenarnya
Memberi cap dan salah memberi cap
Bentuk ekstrim dari over-generalisasi; memberi cap yang negatif kepada diri sendiri
Tanggapan rasional
normatif yang mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau tindakan seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak