Asg.2.1_OrganisasiPergerakan_Denny_Jason_XIMIA2

Budi Utomo

r

Partai Nasional Indonesia

Dibentuk pada 20 Mei 1908

Dr.Sutomo dan tokok mahasiswa kedokteran lainnya medirikan organisasi Budi Utomo di Pulau Jawa

Organisasi Budi Utomo ingin berjuang dengan memajukan pendidikan bagi rakyat Indonesia

Pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai Indonesia Raya. Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur dari arena politik.

Partai Nasional Indonesia

Dibentuk pada 4 Juli 1927

Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.

a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).

Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka.

PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.

Partai Indonesia

Pada tahun 1936 Partindo bubar.

Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka

Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929.

Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat.

Perhimpunan Indonesia

Tokoh-tokoh perhimpunan Indonesia adalah Guanawan Mangunkusumo, Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, dan Sartono.

Tujuan dibentuknya Perhimpunan Indonesia adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab.

Pada tahun 1922, Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Sejak tahun 1925, selain nama dalam bahasa Belanda juga digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu Perhimpunan Indonesia.

Dalam perkembangannya, hanya nama Perhimpunan Indonesia (PI) saja yang digunakan. Oleh karena itu, semakin tegas bahwa PI bergerak dalam bidang politik.

Partai Indonesia Raya

Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935.

Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)

Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.

Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin.

Gerakan Rakyat Indonesia

Didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo

Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin

Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka, memperkokoh ekomoni Indonesia

Gerindo juga menganut asas incidental yang sama dengan Parindra.

Main topic

Sarekat Islam

Pada 18 September 1912, Sarekat Islam dibentuk dari Sarekat Dagang Islam

Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim

Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI)

Sarekat Islam bertujuan untuk memajukan perdagangan Indonesia dibawah panji Islam

Indische Partij

Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia

Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912.

Tujuan Indische Partij adalah mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia tanpa melihat ras, agama dan suku.

para pendiri Indische Partij adalah Douwes Dekker atau Danudirjo Setiabudi, R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo.

Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

Dibentuk pada tangal 17-18 Desember 1927

Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya, menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.

Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia

Faktor yang menyebabkan keretakan tersebut,Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal, Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.