TUNARUNGU

Main topic

Klasifikasi hambatan pendengaran (tunarungu)

Klasifikasi umum

Tuli

kurang Dengar

klasifikasi Khusus

Tuanarungu Ringan

Tuanrungu Sedang

Tunarungu Barat

Karakteristik Anak Tunarungu

Fisik

Pernapasannya pendek dan tidak teratur dalam berbicara

Cara berjalannya kaku dan agak membungkuk

Cara melihatnya agak beringas

Bahasa

Secara perkembangan bahasa, anak tunarungu lebih sedikit bahkan miskin akan kosa kata, sulit mengartikan kata-kata yang mengandung ungkapan, dan tata bahasanya kurang teratur

Intelektual

terdapat keterbatasan dalam berkomunikasi dan berbahasa menjadikan perkembangan intelektual dan akademiknya menjadi lebih lamban dibandingkan anak normal.

Sosial-emosional

memiliki rasa curiga yang berlebih

merupakan kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga seseorang anak sehingga menyebabkan kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya yang berakibat tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

cara menjaga kesehatan telinga

Menghindari mendengarkan volume suara yang terlalu keras.

Menghindari kebiasaan membersihkan telinga dengan menggunakan benda asing (cotton bud)

Menggunakan pelindung telinga ketika berada di pesawat

Melakukan pemeriksaan telinga secara rutin

Menghindari menggaruk telinga karena dapat menyebabkan iritasi

Layanan Bimbingan untuk Anak Tunarungu

Sekolah untuk tunarungu

SLB-B

SDLB

Guru kunjung

Sekolah terpadu/inklusi

Bina wicara untuk anak tunarungu

cara yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi anak tunarungu yaitu

Metode oral

Membaca ujaran

Metode manual

Ejaan jari (fingerspelling)

Komunikasi total

Faktor Penyebab

Materna Rubella

Faktor keturunan

komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran

Meningitis

Kecelakaan/trauma atau penyaki

Klasifikasi Anak Tunarungu

0 dB

Menunjukkan pendengaran yang optimal

0 – 26 dB

Menunjukkan seseorang masih mempunyai pendengaran yang norma

7 – 40 dB

Mempunyai kesulitan mendengar bunyi-bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara

56 – 70 dB

Hanya bisa mendengar suara yang dekat, masih mempunyai sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara khusus

71 – 90 dB

Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, kadang-kadang dianggap tuli membutuhkan pendidikan luar biasa yang intensif, membutuhkan alat bantu dengar dan latihan bicara secara khusu

91 dB keatas

Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak tergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses informasi, dan yang bersangkutan dianggap tuli