ORDE LAMA
TAHUN 1945-1965

Diskriminasi Tionghoa Pada Jaman Orde Lama

c1

Tahun 1959-1960

Melanggar Sila 2

etnis Tionghoa terdiskriminasi

Terbentuknya Partai Komunis Indonesia (PKI)

Melanggar Sila 1

PKI mengembangkan ajaran atheisme atau tidak memiliki Tuhan (sang pencipta)

Politik Mercusuar

Melanggar Sila 5

Tahun 1962 - 1967

Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)

Tahun 1960 - 1965

Melanggar Sila 4

Jumlah Anggota MPRS ditetapkan oleh Presiden.

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Tahun 1950–1963

Melanggar Sila 3

Konstituante

Tahun 1955-1959

Sesuai dengan sila ke-4

Pada tahun 1955, Indonesia baru melaksanakan pemilihan umum nasional yang pertama. Pada bulan September, rakyat memilih wakil untuk DPR, dan pada bulan Desember pemilih kembali memilih wakil-wakil yang lebih banyak lagi yang akan bekerja di sebuah institusi yang dikenal dengan Konstituante.

Indonesia berhasil merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Tahun 1945 – 1950

Sesuai dengan sila ke-3

Pemerintahan Orde Lama juga termasuk masa pemerintahan setelah kemerdekaan Republik Indonesia (1945 – 1950). Pada awal-awal kemerdekaan banyak terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah yang menunjukkan keinginan yang sangat kuat dari rakyat Indonesia untuk merdeka. Peristiwa tersebut diantaranya adalah Pertempuran Medan Area, Pertempuran 10 November, Pertempuran Ambarawa, dan Pertempuran 5 hari di Semarang. Belanda bahkan melakukan Agresi Militer Belanda 1 dan Agresi Militer Belanda 2 untuk kembali menegakkan pengaruhnya di Indonesia. Namun, pemerintah pada masa Orde Lama tetap berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah secara aktif menyelenggarakan berbagai perundingan dan perjanjian untuk mendamaikan kondisi sekaligus mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjanjian yang dihasilkan misalnya Perjanjian Linggarjati atau Perjanjian Renville.

Partai Masyumi

Tahun 1943-1960

Pada awal pembentukannya, Partai Masyumi tidak memberikan keterangan yang tegas, jelas dan terperinci tentang ideologinya, meskipun Masyumi berideologikan Islam. Identitas keislaman dalam Masyumi sangat menonjol, baik dalam mengambil keputusan dan pola pikirnya yang bersumber dari ajaran Islam.

Sesuai dengan sila ke-1

Gelora Tri Tuntutan Rakyat
(TRITURA)

10-13 Januari 1966

Sesuai dengan sila ke-5

Isi Tritura adalah:

1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
2. Perombakan kabinet Dwikora
3. Turunkan harga pangan