Dietetik pada
Penyakit Dislipidemia
Prinsip Diet
Prinsip diet ini adalah rendah lemak jenuh (9 – 10 % dari kebutuhan energy harian) dan tinggi lemak tidak jenuh, terutama asam lemak omega 3, dan tinggi serat yaitu sebanyak 27 – 37 gram per hari, Cara diet Mediteranian adalah :
Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk mengolah/menyiapkan makanan. Mengganti mentega, margarine, krim, minyak goreng (minyak kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak zaitun, atau minyak kacang kedelai
Mengganti tehnik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti menggoreng atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis dengan sedikit minyak.
Mengurangi konsumsi daging merah, diganti dengan ikan, daging ayam tanpa kulit, kacang – kacangan. Memperbanyak penggunaan bawang putih, bawang merah, daun bawang sebagai bumbu masak
Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dan garam, mengganti snack manis dengan buah – buahan.
Mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan dengan porsi yang lebih banyak setiap kali makan
Anjuran Diet
Anjuran Diet pada penderita
Dislipidemia
1.Energi diberikan sesuai kebutuhan menurut berat badan dan aktifitas fisik. Bila kegemukan diberikan asupan energy rendah dan peningkatan aktifitas
2.Lemak sedang, <30% dari energi total. Lemak jenuh
untuk Diet Dislipidemia I diberikan sebesar < 10% dari kebutuhan energi total dan
untuk Diet Dislipidemia II diberikan < 7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak
jenuh ganda dan tunggal untuk Diet Dislipidemia I dan II adalah 10 – 15% dari
kebutuhan energi total.
3.Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total. Sumber protein hewani, terutama dari ikan banyak mengandung lemak omega 3 dapat menurunkan risiko jantung koroner. Sumber protein nabati (tempe) dapat menurunkan kolesterol, trigliserida serta meningkatkan HDL/
4.Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energy total. Karbohidrat kompleks mempunyai pengaruh yang baik untuk mengendalikan fraksi lipid.
5.Serat tinggi, terutama serat larut air, yang terdapat pada apel, beras tumbuk, beras merah, havermout, dan kacang-kacangan dapat menurunkan kolesterol dengan mengikat asam empedu dan mencegah reabsorpsinya.
6.Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
Makanan yang
harus dibatasi
Makanan yang harus dibatasi
Hindari makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti otak, jerohan, daging merah yang berlemak, merah telur (khususnya telur ayam broiler dan telur itik), udang, kepiting,cumi-cumi dan kerang.
Batasi konsumsi susu sapi atau whole milk biasa dan produk olahannya.
Batasi penggunaan minyak kelapa, minyak jelantah, margarin dan santan.
Batasi konsumsi gula, madu, makanan manis (kecap, abon, dendeng, tarcis, cokelat).
Monitor &
Evaluasi
Monev pada Pasien Dislipidemia
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara memonitor perkembangan, mengukur hasil dan mengevaluasi hasil. Pada monitoring dan evaluasi gizi, data digunakan untuk mengevaluasi dampak dari intervensi gizi sesuai dengan outcome dan indikator asuhan gizi. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi gizi tersebut adalah asupan makan dan minum (konsumsi selama dirawat), asupan ini dimonitor setiap hari, nilai laboratorium terkait gizi , perubahan berat badan, keadaan fisik klinis pasien
Modifikasi Diet
Diet untuk dislipidemia dikenal dengan diet perubahan gaya hidup. Diet ini merupakan terapi utama untuk mengatasi gangguan profil lemak, sebelum diberikan obat antilipid atau sebagai kombinasi diet dengan obat antilipid. DIet perubahan gaya hidup ini merupakan diet yang langsung melakukan modikfikasi terhadap asupan lemak terutama lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol, asupan karbihidrat kompleks termasuk yang mempunyai kandungan serat larut air serta antioksidan. Penurunan LDL merupakan kunci utama untuk menurnkan risiko penyakit kardiovaskular, disamping risiko lainnya. Keberhasilan diet dinilai dengan mengukur kadar kolesterol darah setelah 4-6 minggu dan 3 bulan. Jika tujuan terapi diet tidak tercapai setelah 3 bulan dengan diet perubahan gaya hidup ini, perlu dinilai penerimaan dan kepatuhan pasien terhadap diet ini.