Sistem Starter Reduksi

Pengertian

Tipe starter yang memiliki idle gear diantaranya drive dan driven gear untuk mengurangi rotasi
armature dan mengirimnya ke pinion gear. Motor
starter tipe reduksi memakai motor kecil yang berkecepatan tinggi, motor starter ini untuk meningkatkan momennya dengan mengurangi kecepatan putaran armature menggunakan idle gear. “Roda gigi ekstra memperlambat putaran motor sampai sepertiga atau seperempat putaran dan memindahkan putaran tersebut ke pinion gear.

Fungsi

Sistem starter tipe reduksi memiliki gigi tambahan yang berguna untuk mereduksi putaran. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan momen puntir yang kuat. Sistem starter jenis ini cocok digunakan pada mesin yang mempunyai kompresi yang tinggi seperti pada mesin diesel.

Example

Perbedaan dengan
starter konnvensional

Motor Starter Konvensional memiliki letak Armature yang sejajar dengan Pinion Gear. Sehingga sangat menguntungkan bagi kendaraan yang memerlukan kecepatan akselerasi. Berbeda dengan reduksi yang putaran dari Armature-nya harus direduksi kembali oleh Idle Gear sehingga memperlambat putaran.

Example

Motor Starter Konvensional memiliki putaran yang cepat, karena putaran dari Armature langsung diterima oleh Pinion Gear. Sedangkan Motor Starter Reduksi memiliki putaran yang lambat, karena putaran dari Armature direduksi kembali oleh Idle Gear, sehingga tidak langsung diterima Pinion Gear.

Example

Motor Starter Konvensional yang cocok untuk kendaraan ringan (sedan, van, MPV) karena memiliki momen puntir yang kecil dan tenaga yang dihasilkan juga kecil tapi putarannya yang cepat. Berbeda dengan Motor Starter reduksi yang cocok untuk kendaraan pengangkut (truk, bus) karena memiliki momen puntir yang besar sehingga tenaga yang dihasilkan juga besar.

Example

Dari segi konstruksi berbeda, Motor Starter Jenis Konvensional memiliki Starter Clutch yang seporos dengan armature sehingga putaran dari armature dapat diterima secara langsung oleh pinion gear. Sedangkan letak Starter Clutch dari Motor Starter Reduksi memiliki poros yang sejajar dengan Magnetic Switch (solenoid).

Example

Komponen

Yoke dan Pole Core

Yoke berfungsi sebagai tempat mengikatkan pole cole
yang dibuat dari besi/logam berbentuk silinder dan merupakan
pelindung/rumah dari armature. Sedangkan Pole Cole berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Field Coil

Field coil dibuat dari lempengan tembaga untuk mampu
mengalirkan arus listrik yang kuat. Arus mengalir melewati field coil untuk menghasilkan kemagnetan yang kuat pada pole core dan memperkuat garis gaya magnet.

Armature

Armature berfungsi untuk meghasilkan arus
dari kumparan medan melalui sikat positif ke kumparan armature dan dari kumparan armature.

Komutator

Komutator berfungsi sebagai penghubung arus listrik dan brush ke arah bagian kumparan armature.

Brush

Fungsi sikat (brush) untuk meneruskan arus listrik
dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui
komutator.

Starter Clutch

Fungsi kopling starter yaitu meneruskan momen putar armature shaft kepada ring gear melalui pinion gear, sehingga ring gear berputar.

Idle Gear

Meneruskan daya putar motor ke pinion gear dan meningkatkan
torsi/momen putar dengan mengurangi putaran motor.

Magnetic Switch

Plunger : dipakai untuk mendorong pinion keluar dari main contact untuk mensuplai daya dari baterai ke motor.

Pull-in coil : untuk menarik plunger

Hold-in coil : untuk menahan plunger

Cara Kerja

Kunci Kontak Posisi Start

Arus mengalir ke pull in lalu ke field coil dan ada yang mengalir ke hold in coil kemudian pinion gear bergeser dan berkaitan dengan ring gear.

Aliran arus :
a. Batterai positif -> kunci kontak -> terminal 50 -> pull in coil -> terminal C -> field coil -> brush (+) -> armature -> brush (-) -> massa. Hal ini mengakibatkan motor starter berputar lambat.
b. Batterai positif -> kunci kontak -> terminal 50 -> hold in coil -> massa. Hal ini mengakibatkan terbentuknya medan magnet pada hold in coil. Kemagnetan pada solenoid semakin kuat sehingga mampu menggeser pinion gear agar berkaitan dengan ring gear.

Kunci Kontak Posisi Start,
pinion gear terhubung ring gear

Pinion gear berhubungan dengan ring gear dan plat kontak menempel dengan terminal utama pada solenoid, sehingga terminal 30 dan terminal C terhubung.

Aliran arus :
a. Batterai positif -> kunci kontak -> terminal 50 -> hold in coil -> massa. Sehingga terbentuk medan magnet yang menahan pinion gear agar tetap berkaitan dengan ring gear.
b. Batterai positif -> terminal 30 -> plat kontak -> terminal C -> field coil -> brush (+) -> armature -> brush (-) -> massa. Sehingga terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada field coil, maka putaran motor starter bertambah cepat dan mampu menghidupkan mesin.

Kunci Kontak Kembali ke Posisi ON

Sesaat setelah kunci kontak pada posisi ON, plat kontak masih dalam kondisi menempel dan terminal 50 tidak mendapatkan arus dari baterai.

Aliran arus :
a. Batterai positif -> terminal 30 -> plat kontak -> terminal C -> field coil -> brush (+) -> armature -> brush (-) -> massa. Hal ini mengakibatkan motor starter masih berputar.
b. Batterai positif -> terminal 30 -> plat kontak -> terminal C -> pull in coil -> hold in coil -> massa. Pada pull in coil dan hold in coil terjadi kemagnetan namun arahnya berlawanan, sehingga saling meniadakan dan hilang kemagnetan pada solenoid, maka plunger kembali ke posisi semula. Sehingga memutuskan arus yang ke field dan menyebabkan motor starter berhenti berputar.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

Cocok digunakan pada mesin yang besar karena menghasilkan daya putaran yang sangat kuat.

Dengan tenaga yang kecil dapat menghasilkan torsi yang besar karena menggunakan prinsip roda gigi reduksi.

Kekurang

Putaran motor tidak secepat tipe motor starter lain karena adanya proses reduksi

Konstruksi yang besar sehingga tidak cocok digunakan pada jenis kendaraan kecil.