Aliran Filsafat Pendidikan

Positivisme

Pengertian

aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti dan mengesampingkan sesuatu yang maya atau tidak jelas.

Ciri Metode Positif

Metode ini diarahkan pada fakta-fakta

Metode ini diarahkan pada perbaikan terus menerus dari syarat-syarat hidup

Metode ini berusaha ke arah kepastian

Metode ini berusaha ke arah kecermatan

Peranan dalam pendidikan

mengarahkan agar pendidikan ini mengarah kepada hal yang baik, baik dari segi intelektual dan memiliki daya analisis dari sesuatu

Perenialisme

Pengertian

Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, yaitu menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno, dan abad pertengahan.

Prinsip

Konsep pendidikan bersifat abadi, karena hakikat manusia tidak pernah berubah.

Inti pendidikan mengembangkan kekhususan makhluk manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.

Tujuan belajar untuk mengenal kebenaran abadi dan universal.

Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.

Kebenaran abadi diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar ( basic subject)

Behaviorisme

Pengertian

belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa yang menyebabkan adanya stimulus dari guru dan direspon oleh siswa

Peranan dalam pendidikan

Teori ini menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi melalui bentuk hubungan antara peristiwa dalam lingkungan dengan individu pada saat proses belajar berlangsung. Secara psikologis, peristiwa yang terjadi dalam lingkungan itu disebut sebagai stimulus (S), sedangkan perilaku yang terkena stimulus, disebut respon (R).

Konstruktivisme

Pengertian

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri

Konsep dasar dalam pendidikan

Kontruktivisme menganggap bahwa semua peserta didik mulai dari usia kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa (gejala) yang terjadi di lingkungan sekitarnya, meskipun gagasan atau pengetahuan ini sering kali masih naif, atau juga miskonsepsi.

Prinsip dasar

Humanisme

Pengertian

Humanisme secara filsafat adalah suatu aliran yang memandang manusia agar bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri, dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri dalam kemampuan berpikir untuk dirinya sendiri dan dunia

Pandangan dalam pembelajaran

Pendidikan dengan mengedepankan filsafat pendidikan humanisme memandang proses belajar bukan hanya sebagai sarana transformasi pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu, proses belajar merupakan bagian dari mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan

Prinsip

1) Siswa memilih apa yang ingin pelajari. Guru humanistik percaya, bahwa siswa termotivasi mengkaji materi bahan ajar, terkait dengan kebutuhan dan keinginannya;

2) Tujuan pendidikan untuk mendorong dan memotivasi diri sendiri untuk belajar sendiri;

3) Pendidik humanistik percaya, nilai tidak relevan dan hanya self-evaluation (evaluasi diri) yang bermakna;

4) Pendidik humanistik percaya terhadap perasaan dan pengetahuan. Hal ini berbeda dengan pendidik tradisional, guru humanistik tidak memisahkan domain kognetif dan afektif; dan

5) Pendidik humanistik menekankan, siswa harus terhindar dari tekanan lingkungan. Jika siswa

Kognitivisme

Pengertian

Filsafat kognitivisme adalah perkembangan mental diolah sejak usia dini sehingga akan terbentuk perkembangan moral anak yang baik. Aliran filsafat kognitivisme mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya

Tahapan

Piaget menyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahap berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbedabeda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat pikiran anak lebih maju. Kualitas kemajuannya berbeda-beda. Tahapan Piaget itu adalah fase sensorimotor, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal.