Question Based Learning 5
Ginjal dan Keseimbangan Cairan Tubuh
Cara tubuh mempertahankan pH darah
Sistem dapar kimiawi
Terdiri dari sepasang bahan yang terlibat dalam suatu reaksi reversibel satu bahan yang dapat menghasilkan H+ sewaktu H+ mulai turun dan bahan lain yang dapat mengikat H+ bebas karenanya mengeluarkannya dari larutan ketika H+ mulai meningkat. Contoh sistem penyangga asam karbonat-bikarbonat.
Kontrol pH oleh ginjal
Kontrol pH oleh sistem respirasi
Peningkatan kekuatan respirasi distimulasi oleh peningkatan H+ di arteri akibat kausanon-respiratorik.
H+ yang turun di arteri akan melambatkan respirasi karena CO2 yang diproduksi lebih cepat berdifusi ke darah dari pada pengeluarannya
Keseimbangan air dan mekanisme pengendaliannya
Pengertian
Keadaan tubuh mempertahankan keseimbangan air pada cairan intra-ekstrasel agar homeostasis dapat dipertahankan.
Faktor yang diatur
Volume CES
Osmolaritas CES
Mekanisme
Volume ECF & Teknanan darah rendah jantung memberikan respon ke hipotalamus (rendahnya plasma) Peningkatan sekresi vasopresin terjadinya vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah urin yang keluar sedikit).
Pusat-pusat kontrol hipotalamus yang mengatur sekresi vasopresin pengeluaran urine dan rasa haus (minum) bekerja secara terpadu. Sekresi vasopresin dan rasa haus dirangsang oleh defisit H2O bebas dan ditekan oleh kelebihan H2O bebas. Karena itu keadaan yang mendorong terjadinya penurunan pengeluaran urine untuk menghemat H2O tubuh juga menimbulkan rasa haus untuk mengganti H2O tubuh.
Proses pembentukan urin
Filtrasi
Terjadi di glomerolus plasma darah dan zat terlarut yang lebih kecil akan di filtrasi dan masuk ke kapsula Bowman.
Reabsorpsi
Zat-zat yang masih dibutuhkan di dalam tubuh akan di absorpsi kembali oleh tubuh tepatnya oleh tubulus kontortus proximal sekitar 99% air akan diserap dan glukosa, asam amino, dan urea juga akan diserap oleh tubulus K. proximal
Sekresi/Augmentasi
Dilakukan di tubulus distal dengan menambahkan zat-zat limbah ion berlebih dari darah ke urin
Bagian-bagian sistem kemih dan fungsinya
Ginjal
Mengatur volume dan komposisi darah membantu mengatur tekanan darah pH dan kadar glukosa
Ureter
Mengangkat urin dari ginjal ke kandung kemih
Kandung kemih
Menyimpan urin dan mengeluarkannya ke dalam uretra
Uretra
Mengeluarkan urin dari tubuh
Distribusi cairan tubuh serta komposisinya pada berbagai kompartemen cairan tubuh
Kompartemen utama
Cairan intraseluler CIS, 2/3 dari cairan tubuh manusia
Cairanekstraseluler (CES), 1/3 dari cairan tubuh manusia
Berat badan total berdasarkan jenis kelamin
Laki-laki
40% padatan dan 60% cairan
Perempuan
45% padatan dan 55% cairan
Keseimbangan elektrolit dan mekanisme pengendaliannya
Elektrolit adalah substansi inorganik yang berdisosiasi dengan ion di dalam suatu larutan elektrolit ini termasuk sodium potassium magnesium kalsium bikarbonat fosfat dan klorida. Keseimbangan elektrolit adalah keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan elektrolitnya karena keseimbangan elektrolit dengan air sulit untuk dicapai sehingga tubuh akan melakukan ekskresi air atau ion saat mengeluarkan urin.
Sistem Endokrin
Klasifikasi Hormon Berdasarkan Struktur Kimia dan Pengaruhnya terhadap Fungsi Hormon tersebut.
Steroid
Steroid memiliki struktur kimia yang hampir sama dengan kolesterol sehingga mereka merupakan lipid soluble mereka akan dapat langsung berdifusi ke sel membran kemudian ke cairan interstitial dan masuk ke dalam darah
Polipeptida
hormon dengan jenis ini akan disekresi dengan cara eksositosis dan pada hormon dengan struktur kimia ini merupakan water soluble sehingga mudah untuk masuk ke circulatory system untuk disampaikan ke sel target.
Amine
Hormon dengan struktur kimia amine akan memasuki aliran darah kemudian akan bergabung dengan protein plasma terutama pada globulin yang secara perlahan akan melepaskan hormon ke sel target.
Organ penyusun dan hormon yang dihasilkan
Anatomi organ sistem endokrin
Organ beserta hormon yang dihasilkan
1. Hipotalamus: TRH, CRH, GHRH, GHIH, GnRH, dan PIF
2. Pituitari anterior: GH, TSH, ACTH, Prolaktin, FSH, LH,
3. Pituitary posterior: ADH, Oksitosin
4. Tiroid: Tiroksin (T4) dan Triodotironin (T3), serta calcitonin
5. Korteks adrenal: Kortisol dan Aldosteron
6. Medula adrenal: Norepinefrin dan Epinefrin
7. Pankreas: Insulin (sel alfa) dan Glukagon (sel beta)
8. Paratiroid: PTH
9. Testis: Testosteron
10. Ovarium: Estrogen dan Progesteron
11. Plasenta: Human Chorionic Gonadotropin, Human Somatommotropin
12. Ginjal: Renin, 1,25-dihydrocycholecalciferol, dan erythropoietin
13. Jantung: ANP
14. Lambung: Gastrin
15. Usus halus: Sekretin, CCK
16. Adiposit: Leptin
Aksis Hipotalamus - Hipofisis - organ endokrin dan contohnya
Sekresi setiap hormon hipofisis anterior dirangsang atau dihambat oleh satu atau lebih dari tujuh hormon hipofisiotropik hipotalamus (tropik artinya "merawat"). Hormon-hormon ini diberi nama hormon pelepas (releasing hormone) atau hormon penghambat (inhibiting hormone) bergantung pada kerjanya. Efek primer hormon terlihat dari nama yang disandangnya. Contoh : thyrotropinreleasing hormone (TRH) = merangsang pengeluaran TSH (alias tirotropin) dari hipofisis anterior, sementara prolactin-inhibiting hormone (PIH), yaitu dopamin menghambat pelepasan prolaktin dari hipofisis anterior.
Contoh : Hipotalamus - Hipofisis - Adrenal
Stress akan merangsang paraventricular nucleus (PVN) pada hipothalamus mensekresikan 2 neurohormon yaitu vassopresin dan CRH (Corticotropin releasing hormone). Kedua hormon ini akan memasuki hipofisis anterior melalui portal hipofisial dan akan merangsang sekresi ACTH (Adenocorticotropic hormone).
Hormon ACTH akan memasuki sirkulasi darah dan akan merangsang sekresi glukokortikoid oleh adrenal (pada manusia kortisol). Saat kortisol meningkat, akan terjadi negative feedback (menghambat sekresi ACTH dan CRF)
Sistem Reproduksi
Proses Spermatogenesis
Dasar prosesnya
● Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma.
● Spermatogenesis mulai saat pubertas dan berakhir saat seseorang berusia sekitar 70 tahun.
● Spermatogenesis adalah proses yang berkelanjutan/terus-menerus.
● Spermatogenesis melibatkan 3 proses terintegrasi :
1. Mitosis
2. Meiosis
3. Spermiogenesis
● Semua tahap meiosis dapat diamati dalam tubulus seminiferus
Mekanisme proses
Proses Oogenesis dan siklus menstruasi
Proses Oogenesis
Siklus Menstruasi
Organ reproduksi wanita beserta fungsinya
Ovarium
Berukuran sebesar biji kenari untuk menghasilkan sel telur dan hormon estrogen dan progesteron
Tuba Fallofi
Berkaitan erat dengan kedua ovarium, mengambil ovum saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan berfungsi sebagai tempat fertilisasi
Uterus
Berongga dan berdinding tebal, memelihara janin selama masa perkembangannya dan mengeluarkannya pada akhir kehamilan.
Vagina
saluran yang mengandung otot dan dapat teregang yang
menghubungkan uterus dengan lingkungan eksterna.
Sebagai jalan lahir dan tempat keluar darah menstruasi
Serviks
Bagian terbawah uterus yang menonjol ke dalam vagina dan
mengandung satu pembukaan kecil, kanalis servikalis yang
menghasilkan lendir/mukus untuk membantu penyaluran sperma ke rahim
Kanalis servikalis
Jalur bagi sperma untuk mencapai tempat pembuahan di
oviduktus melalui uterus dan mengalami pelebaran hebat
sewaktu persalinan (saluran bagi pengeluaran bayi dari uterus)
Lubang vagina
terletak di daerah perineum (antara lubang uretra di anterior
dan lubang anus di posterior) dan ditutupi secara parsial oleh
suatu membran tipis, himen, yang biasanya mengalami robekan fisik oleh hubungan seks pertama
Labia Minor dan Mayor
Dua pasangan lipatan kulit. Minor lebih kecil untuk
saluran urin, Mayor lebih menonjol tempat tumbuh
rambut dan melindungi kelamin
Klitoris
suatu struktur erotik kecil, punya jaringan serupa
dengan di penis) , dapat terlihat dan terletak di
ujung anterior lipatan labia minora
Organ reproduksi pria
Tampak Anterior
Tampak Lateral
Mekanisme umpan balik negatif hormon-hormon seks
● Sekresi testosteron diatur oleh stimulasi LH terhadap sel Leydig, dan testosteron menghambat sekresi LH melalui mekanisme umpan balik negatif.
● Sel Leydig bertindak dengan cara umpan balik negatif untuk menghambat sekresi LH dalam dua cara. Efek umpan balik negatif utama dari testosteron adalah untuk mengurangi pelepasan GnRH dengan bekerja pada hipotalamus, sehingga secara tidak langsung mengurangi pelepasan FSH dan Lh oleh kelenjar hipofisis anterior.
● Tubulus seminiferus juga mengandung sel Sertoli, yang melindungi, memelihara, dan memperkuat melalui perkembangan sel germinal. Sel sertoli juga mensekresi inhibin, suatu hormon yang menghambat sekresi FSH dan melengkapi umpan balik negatif.