PENGAWETAN SUSU
Pengantar
pengawetan pangan yaitu suatu teknik usaha yang dilakukan oleh manusia dengan sedemikian rupa, sehingga bahan pangan tersebut tidak mudah rusak dan tahan lama
Teknik Pengawetan
Homogenisasi
Proses dimana penambahan atau perubahan kekentalan atau penambahan pada tekstur pada susu, Susu yang telah melalui proses ini lebih awet dibanding pasteurisasi, karena proses ini menghambat kerja enzim lipase yg merusak butir-butir lemak
Sterilisasi
Proses pemanasan susu pada suhu tidak kurang dari 100°C selama waktu tertentu atau dalam artian proses membebaskan bahan pangan dari semua mikroorganisme. Contoh : susu Ultra
Pasteurisasi
Proses pengawetan untuk memperpanjang masa simpan susu, dengan cara pemanasan dibawah 100 °C. Pemanasan ini tidak mengubah komposisi gizi susu. Namun susu pasteurisasi harus tetap disimpan pada susu yg dingin.
Pasteurisasi singkat (high temperature, short time)
Pasteurisasi dengan Ultra High Temperature(UHT)
Pasteurisasi lama (low temperature, long time)
Tujuan dan Manfaat
Pengawetan susu berguna untuk memperpanjang masa simpan dari susu tersebut tanpa merusak karakteristik dari susu tersebut
Manfaat Susu dalam Kehidupan Sehari- hari
Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat
Menurunkan tekanan darah
Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut
Menetralisir racun
Mencegah diabetes
Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.
Membantu agar lebih cepat tidur
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Pengawetan Susu
Pasteurisasi
Kelebihan Susu Pasteurisasi :
Dapat membunuh bakteri patogen yang menimbulkan penyakit pada, misalnya Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella bunetti.
Dapat mengurangi populasi bakteri yang terdapat di dalam susu.
Tidak mengurangi nilai gizi dan rasanya.
Komposisinya masih setara dengan susu segar, karena tidak mengubah komposisi susu.
Dapat memperpanjang daya simpan susu.
Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada produk.
Dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.
Kekurangan Susu Pasteurisasi :
Tidak dapat bertahan lama dan cepat mengalami kerusakan apabila tersimpan pada suhu ruang.
Hanya mampu menghambat pertumbuhan spora bakteri, tidak dapat mematikan spora
Apabila suhu yang digunakan tidak tepat, dapat mengakibatkan loss nutrition, yaitu hilangnya nutrisi-nutrisi penting yang terkandung dalam susu.
Penanganan susu yang salah juga dapat mengakibatkan bakteri patogen yang tetap hidup di dalam susu, sehingga mengakibatkan ketahanan susu menjadi berkurang.
Selalu harus diikuti dengan cara pengawetan lain, misalnya penyimpanan pada suhu rendah.
Susu UHT
Kelebihan Susu UHT :
Memiliki masa kadaluarsa lebih panjang dibandingkan dengan susu pasteurisasi.
Memiliki daya simpan yang sangat panjang meskipun disimpan pada suhu ruang yaitu mencapai 6-10 bulan, dengan catatan kemasan tidak terbuka.
Aman untuk dikonsumsi dan sangat higienis, karena telah bebas dari seluruh mikroba (patogen dan pembusuk) serta spora.
Mutu sensori (warna,aroma,dan rasa khas susu segar) dan mutu gizi susu UHT relative tidak berubah, karena kontak panas yang sangat singkat.
Sangat praktis untuk dikonsumsi dan dapat disimpan dalam suhu ruang.
Kekurangan Susu UHT :
Harganya lebih mahal dibandingkan harga susu pasteurisasi.
Cita rasamya tidak sesegar susu pasteurisasi atau susu segar.
Kandungan gizinya tidak sebaik susu segar dan sedikit berkuran karena mengalami pemanasan dengan susu yang tinggi.
Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50 0C) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.
Proses sterilisasi harus diikuti langsung dengan pengemasan anti busuk.