TEORI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

Perkembangan Emosi

Definisi Emosi

Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi Ketika seseorang berada dalam interaksi yg penting baginya dengan ditandai oleh perilaku yang mencerminkan (mengekspresikan) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang berada dalam suatu kondisi atau transaksi (Santrock, 2012)

Tahap Perkembangan Emosi

USIA DAN GAMBARAN EMOSI

Lahir

Kepuasan, kesusahan, ketertarikan

2-7 bulan

Marah, takut, gembira, sedih, terkejut

1-2 tahun

Malu, iri, menyesal, bangga

3 tahun

Malu, iri, menyesal, bangga, baik, buruk

4-5 tahun

Malu, gugp, self-touching, enggan, sombong,merasa bersalah

6-13 tahun, Remaja-Dewasa

Malu, gugup, self-touching, enggan, sombong, merasa bersalah, baik, buruk, dll

Faktor yang Mempengaruhi Perkembanagn Emosi

Perilaku emosional yang matang dapat terjadi jika perkembangan kelenjar endokrin sudah marang. Itulah sebabnya bayi belum matang secara emosional, karena mereka masih kekurangan produksi kelenjar endokrin yang penting sebagai penunjang reaksi disiologis terhadap stress.

Trial an error: anak belajar megekspresikan emosinya dengan cara coba-coba.

Meniru: anak mengamati lingkungan sekitar dan menirunya.

Mengidentifikasi: keinginan anak untuk menirukan seseorang lebih kuat.

Mengkondisikan: anak mulai megkondisikan diri untuk mengekspresikan emosi.

Berlatih: anak mulai berlatih mengelola emosi dengan bimbingan orang dewasa.

Tempramen

Definisi Tempramen

Temperamen adalah kecenderungan seseorang untuk merespons dengan cara yang dapat diprediksi terhadap perstiwa lingkungan, termasuk merespons tingkat aktivitas, lekas marah, ketakutas dan kemampuan bersosialisasi

Klasifikasi Tempramen

TEMPERAMEN ANAK MUDAH (Easy Child)

Anak mudah sekali bersosialisasi dengan orang lain, mudah diatur dalam aktivitasnya, dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan

TEMPERAMEN ANAK SUSAH DIATUR (Difficult Child)

Anak yang sulit dalam melakukan aktivitasnya. Anak merasa takut dan sering menangis saat bersosialisasi dengan orang lain, serta meiliki kesulitan tidur.

TEMPERAMEN ANAK DITENGAH (Slow to Warm up to Child)

Memiliki respon lambat. Dalam mencoba sesuatu yg baru, anak cenderung bersikap pasif, tetapi ketika hal baru diulangi, anak tidak tertekan

Faktor Tempramen

Faktor Lingkungan

Faktor Biologis

Keterikatan

Definisi

KETERIKATAN (ATTACHMENT) adalah ikatan kuat, abadi, dan kasih saying yang dibagikan oleh seorang anak terhadap orang yang signifikan dekat dengannya, biasanya seorang ibu atau orang yang tahu dan bisa memenuhi kebutuhan sang anak.

Teori Keterikatan

Teori Psikoanalisis

Pengasuh responsive terhadap bayi saat kelaparan dan membutuhkan kebutuhan dasar lainnya

Teori Belajar

Memberikan makan, responsive terhadap kebutuhan bayi, memberikan pengalaman yg menyenangkan dan bermanfaat

Teori Kognitif

Bayi dapat membedakan antara orangdekat dan orang asing, bati memperolehobjek secara permanen, bayi mengakuibahwa pengasuh terus ada meski saatpengasuh tak di dekatnya

Teori Ekological

Bayi memiliki karakter yangmenimbulkan keterikatan dari pengasuh

Fase Keterikatan

0-2 BULAN

Pada tahap ini bayi belum bisa membedakan orang-orang di dekatnya. Bayi belum memilih figur lekat dan mengenali orang di dekatnya.

2-7 BULAN

Usia ini, bayi mulai mampu mengenal orang di sekitar. Apabila ia sudah kenal dengan seseorang. Ia akan merasa lebih aman dan nyaman. Dari sini, kita bisa mulai menciptakan kelekatan dengan cara sering berada di dekatnya.

7-9 BULANS/D 2 TAHUN

Tahap ini, bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau figur lekat lainnya. Bayi akan berusaha untuk terus dekat figur lekatnya. Apabila berpisa, bayi akan menangis.

2-3 TAHUNDAN >3TAHUN

Pada tahap ini, anak merasa lebih aman dalam berhubungan dengan orangterdekatnya. Apabila pada fase ini tercipta hubungan keterikatan yang aman, anak tidak akan merasa sedih selama berpisah dengan sosok yg dekat dengannya.

Faktor yang Mempengaruhi Keterikatan

Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan sosok yang lekat dengannya

Penyiksaan emosional atau penyiksaan fisik

Pengasuh yang tidak stabil

Sering berpindah domisili

.Pola asuh yang tidak konsisten

Figur lekat yang mengalami masalah psikolog

Keterikatan Pada Usia Dini, Kanak-kanak, dan Remaja

Fugur keterikatan pada masa dewasa berubah. Orang tua bukanlaj satu-satunya tempatberlindung dan berbagi mencurahkan kasih saying. Figur keterikatan orang dewasa biasanyalebih ditujukan kepada sahabat, teman sebaya atau pasangannya. Sedangkan masa usia dinihingga kanak-kanak figure utamanya tentunya adalah ibu atau pengasuh utama lainnya

Orang dewasa lebih bisa menoleransi perpisahan dengan figure dibandingkan masa kanakkanak.

Konsep Diri

Definisi Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan diri sendiri terhadap diri mengenai siapa diri ini, apa, dan bagaimana diri ini. Pandangan tersebut dapat dimulai dari identitas diri, cita-cita, harga diri, peran diri, idealnya diri yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman hidup sendiri dan lingkungan sekitar.

Bentuk Konsep Diri

Body image (Kesadaran seseorang melihat tubuh dan dirinya sendiri)

Ideal self (Harapan dan cita-cita seseorang tentang dirinya sendiri)

Social self (Bagaimana ia berpikir saat orang lain melihat dirinya)

Komponen Konsep Diri

Citra Tubuh

Ideal Diri

Harga Diri

Peran Diri

Identitas Diri

Harga Diri

Definisi Harga Diri

Harga diri adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk mengevaluasi diri, harga diri tersebut juga perbandingan antara ideal-self dan real-self. Harga diri ini pun cenderung sering dikatakan baik atau buruk, tinggi atau rendah.

Aspek Harga Diri

Kekuatan (power) kekuatan yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki kemampuanuntuk mengontrol tingkah laku serta mendapatkan pengakuan orang lain atas tingkahlaku tersebut

Keberartian (significant) sebuah kepedulian, perhatian, afeksi, dan ekspresi kasih sayingyang diterima oleh seseorang dari orang lain yg menjadi tanda bahwa individu tersebutditerima keberadaannya di lingkungan sosialnya.

Kebajikan (virtue) Suatu ketaan untuk mengikuti dan bertingkah laku sesuai denganetika, moral, dan agama serta menjauhi larangan moral, etika, dan agama.

Kemampuan (competence) kemampuan dalam menunjukkan performa yang tinggidalam memenuhi kebutuhan dan mencapai prestasi

Perkembangan Konsep Diri

KARAKTERISTIK INTERNAL

KARAKTERISTIK ASPEK SOSIAL

KARAKTERISTIK PERBANDINGAN SOSIAL

Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

ORANG LAIN

KELOMPOK SOSIAL

PENGARUH KELAS SOSIAL

PENGARUH USIA

Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Belajar

Menurut Djamarah (2011), salah satu faktor yang memengaruhi motivasi belajar adalah konsep diri. Apabila konsep diri seseorang negative, seseorang itu akan memiliki sikap pesimis terhadap sebuah kompetisi seperti ia enggan untuk bersaing demi berprestasi atau dengan kata lain motivasinya pun rendah. Sementara itu, seseorang yang memiliki konsep diri positif, akan lebih optimis dalam melakukan sesuatu dan berusaha untuk berprestasi atau dengan kata lain memiliki motivasi yang tinggi.

Pengaruh Teman Sebaya dan Budaya Terhadap Konsep Diri dan CapaianAkademik

Teman sebaya dan budaya yang baik akan membangun konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif akan membangun motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk pencapaian akademik terbaiknya. Oleh karena itu, teman sebaya dan budaya memengaruhi konsep diri dan pencapaian akademik.

Pembentukan dan Tempaan Identitas Sosial

Pembentukan Identitas Diri

Identitas diri terbentuk melalui penilaian seorang individuterhadap dirinya yang berlandaskan pada pertimbangan budaya,ideologi, dan harapan masyarakat serta adanya penilaian diri yangdidasarkan pada persepsi orang lain.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Identitas

Keluarga, salah satu faktor terpenting dalam pembentukanidentitas diri seseorang

Melalui interaksi dengan sebaya yg beragam, seorang individuakan lebih mudah mendapatkan nilai kehidupan dan ide.

Sekolah dan komunitas, tempat yang luas untuk seorang individumelalui eksplorasi yg dapat mendukung perkembangan identitas

Kebudayaan, kebudayaan berperan dalam pembentukan identitasseseorang

Kognitif, membantu proses menentukan jati diri seseorang.

Teori Perkembangan Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah cara yang terjadi pada diri seseorang individuuntuk menganalisis, mengingat, serta menggunakan informasi yg didapatkan dari kejadian sosial.

Altruisme

Komponen Altruisme

Altruisme merupakan kepedulian tanpa pamrih untuk kesejahteraan orang lain yg diekspresikan melalui Tindakan prososial, seperti berbagi, bekerja sama, dan membantu (Shaffer & Kipp, 2014)Altruisme juga merupakan suatu sifat suka mempertahankan dan mengutamakan kepentingan orang lain, cinta kasih yg tidak terbatas pada sesame manusia, dan juga merupakan sifat manusia yg berupadorongan untuk berbuat jasa dan kebaikan terhadap orang lain. Altruisme adalah lawan dari Egoisme

Komponen Altruisme

Prososial Moral Reasoning, prososial moral reasoning merupakan pemikiran yg ditampilkan orang kita memutuskan apakah akan membantu, berbagi, atau menghibur orang lain ketika tindakan ini bisa terbukti mahal untuk diri mereka sendiri.

Simpatik Empatik Gairah, Simpati empatik gairah merupakan perasaan atau simpati atau kasih saying yang dapat ditimbulkan Ketika kita mengalami emosi orang lain yang tertekan: dianggap menjadi mediator penting altruisme

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Altruisme

Altruistik seseorang dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan keluarganya

Orang tua dapat mempromosikan perilaku altruistic dengan memuji perbuatan baik anak mereka dan dengan mempraktikkan sendiri pelajaran prososial yang mereka khotbahkan

Orang tua yg mendisiplinkan perilaku buruk dengan penjelasan yg tidak emosional dan afektik cenderung membesarkan anak-anak yg menjadi simpatik, rela berkorban, dan pedui akan masalah orang.

Komponen Perkembangan Moral

Afektif

Komponen perkembangan moral yg terdiri atas perasaan yg mengelilingi Tindakan benar atau salah dan yg memotivasi pikiran dan tindakan moral. Peneliti menemukan bahwa perasaan dan hati nurani ini terbentuk lebih awal pada masa balita dalam konteks hubungan yg hangat dan saling responsif.

Kognitif

Komponen perkembangan moral yg berpusat pada cara kita mengonsep benar dan salah dan membuat keputusan tentang bagaimana berperilaku. Terdapat dua teori yang terkemuka tentang komponen kognitif dalam perkembangan moral, yaitu teori yg dikemukakan oleh Piaget dan Kohlberg.

Perilaku

Komponen perkembangan moral yang mencerminkan perilaku yg secara actual kita lakukan ketika kita mengalami godaan untuk berbohong. Teori yg erat kaitannya dengan komponen perilaku ini adalah teori pembelajaran sosial. Teori pembelajaran sosial menjelaskan bagaimana anak belajar melawan godaan dan menghambat tindakan yang melanggar norma moral.

Floating Topic