PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL

Setelah Kemerdekaan

Rentjana Pembelajaran 1947

Awal mula pembentukan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Rentjana Pembelajaran 1952

Penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.

Rentjana Pembelajaran 1964

Penyempurnaan kurikulum 1952.

Kurikulum 1968

Kurikulum pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

Kurikulum 1975

Penekanan kurikulum kepada tujuan.

Kurikulum 1994

Perpaduan antara kurikulum 1975 dan kurikulum 1984.

Kurikulum 1984

Kurikulum 1975 yang disempurnakan dengan pendekatan proses (Skill Approach).

Kurikulum Berbasis Komputer (KBK) 2004

Pembelajaran pada keterampilan kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kewenangan pada penyusunan berdasarkan kepada setandar kopentensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

Kurikulum 2013

Penyederhanaan kurikulum sebelumnya dan penggunaan tematik- integratif dalam mendorong peserta didik untuk mengobservasinya, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan.

Kurikulum MERDEKA

Pembelajaran intrakurikuler yang memerdekakan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.

Main Topic

Model-model pendidikan yang dapat melepas belenggu

Pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan mengikuti kompetensi dan minat bakat peserta didik

Model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk terlibat akyif dalam proses pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam membentuk konsep-konsep dengan cara melakukan percobaan

Model pembelajaran yang memberikan masalah sebagai apresepsi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki peserta didik

Sebelum kemerdekaan (zaman kolonialisme)

Sekolah swasta kelas 1 dan 2

Berdiri tahun 1884, kelas 1 berdiri pada tahun 1850 pada kota-kota tersedia dan kelas 2 pada akhir abad ke-19 pada kota-kota kabupaten. Tujuan sekolah ini adalah untuk membentuk calon-calon pegawai rendah di kantor-kantor. Pelajaran kelas 1 antara lain membeca, menulis, menghitung menggambar, menyanyi, ilmu bumi-ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan-ilmu alam, dan Bahasa Indonesia. Sedangkan pembelajaran kelas 2 antara lain membaca, menulis, menghitung, dan Bahasa Daerah atau Bahasa Indonesia.

Bumiputera

Memberi corak kebudayaan Belanda pada kelas 1

Mendirikan sekolah-sekolah desa

Sekolah Vervlog (sekolah sambungan)

Sekolah Bu,iputra kelas 2

Pendidikan lanjut?MULO (Meer Uitgebbreid Lager Onderwijs)

Sekolah menengah umum/(Algemeene Middlebares Shool atau AMS)

Sekolah warga negara tinggi(Hooger Bruger School atau HBS) untuk kalangan Eropa, Bangsawan bumipertiwi, dan tokoh-tokoh terkemuka

Taman siswa

Praktik pendidikan yang masih membelenggu indonesia

Teroaku dengan nilai ujian sebagai standar KKM

Terpaku pada model ajar

Pendidikan yang berpusat pada guru

Sarpras kurang memadai, Khususnya daerah terpencil

Pendidikan di indonesia tidak merataof art

Pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat dan bakat peserta didik

Pendidikan yang diatur dan di politisasi

Model pendidikan yang ditawarkan

Model pendidikan yang memerdekakan peserta didik, tanpabanyak tugas diluar waktu sekolah, tetapi lebih menekankan kepada kopetensi Ketuhanan, Sosial, Pedagogik, [sikomotorik, dan Karakter peserta didik