Kategorier: Alle - komunikasi - media - keterampilan

af 47_Zihan Meidina Azzahra 3 år siden

255

KBI

Berbicara adalah bagian penting dari kemampuan berkomunikasi yang melibatkan penggunaan bahasa melalui bunyi yang dihasilkan oleh alat suara serta gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Dalam berbicara, terdapat faktor kebahasaan seperti ketepatan pengucapan, intonasi, dan pilihan kata, serta faktor nonkebahasaan seperti sikap tenang, pandangan, gerak gerik, dan kelancaran.

KBI

KBI

Konsep Pembelajaran Menulis di SD/MI Pendekatan, Metode, Model, dan Teknik Pembelajarannya

Contoh Teknik Pembelajaran Menulis di SD/MI 1. Teknik pancingan kata kunci Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi adalah dengan aplikasi teknik pancingan kata kunci. 2. Teknik 3M Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi.Teknik ini terilhami dari apa yang diajarkan Mardjuk, seorang penulis kreatif yang cukup dikenal oleh para wartawan di Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon penulis muda, yaitu dengan 3N-nya (niteni, norokke, nambahi). Teknik ini biasanya diterapkan dalam menulis teks berita. 3. Teknik Field Trip Field trip ialah teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan pendidik mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. 4. Teknik pengandaian 180° berbeda Teknik ini adalah teknik yang membantu peserta didik dalam menulis cerita khususnya narasi. Teknik ini dinamakan dengan pengandaian 180o karena cara yang digunakan adalah membalikkan tokoh cerita yang sudah ada atau lazim dimasyarakat. 5. Teknik kancing gemerincing Teknik kancing gemerincing adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis dalam melengkapi cerita rumpang.
Contoh Metode Pembelajaran Menulis di SD/MI 1. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Metode pemecahan masalah (problem solving) yakni penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama sama. 2. Metode Picture and Picture Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Metode pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana pendidik menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi kepada peserta didik supaya lebih aktif belajar. 3. Metode Examples Non Examples Menurut Suyatno (2009), Examples Non Examples adalah model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. 4. Metode Langsung Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 5. Metode Sugesti-Imajinasi Pada prinsipnya, metode sugesti-imajinasi adalah metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu untuk merangsang imajinasi peserta didik.
Selain metode diatas terdapat metode khusus dalam pembelajaran menulis kelas permulaan diantaranya yakni; 1. Metode Eja Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. 2. Metode kata lembaga Proses pembelajaran pada metode ini diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini kemudian dijadikan kata lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. 3. Metode Global Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar, menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata. 4. Metode SAS Menuryut (Supriyadi, 1996) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik.
Pendekatan Pembelajaran Menulis di SD/MI 1. Dalam pembelajaran menulis ada beberapa pendekatan yang sering muncul, berikut ini pendekatan dalam pembelajaran menulis menurut Proett dan Gill (1986). a) Pendekatan frekuensi b) Pendekatan gramatikal c) Pendekatan koreksi d) Pendekatan formal 2. Sedangkan pendekatan pembelajaran menulis yang sering dijumpai atau digunakan dalam pembelajaran menulis di SD/MI dalah sebagai berikut: a) Pendekatan Komunikatif b) Pendekatan Integratif c) Pendekatan Keterampilan Proses d) Pendekatan Tematis
Pembelajaran Menulis di SD/MI 1. Tahap prafonemik Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf tetapi belum bisa menyusunnya untuk menulis. Anak belum mengetahui prinsip fonetik, yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata. 2. Tahap fonemik awal Pada tahap ini anak sudah mengenali prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan tapi belum bisa mengoperasikan prinsip tersebut. 3. Tahap nama huruf Pada tahap ini, peserta didik sudah bisa menggunakan prinsip fonetik, peserta didik dapat menggunakan huruf-huruf yang mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. 4. Tahap transisi Tahap ini ditandai dengan penguasaan anak terhadap tata tulis yang semakin lengkap, peserta didik juga sudah bisa menggunakan ejaan dan tanda baca dalam tulisan.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar menurut Subarti Akhadiah, pembelajaran menulis di sekolah dasar terbagi atas: 1. Pembelajaran menulis permulaan Pembelajaran ini meliputi persiapan menulis dengan melatih peserta didik memegang pensil dan menggoreskannya di kertas, menulis huruf dan merangkainya menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat sederhana. 2. Pembelajaran menulis lanjut Dalam pembelajaran ini dapat dikelompokkan menjadi 4 pokok bahasan yaitu: 1) Pengembangan paragraf 2) Menulis surat dan laporan 3) Pengembangan bermacam-macam karangan 4) Menulis puisi dan naskah drama.

Rambu-rambu pembelajaran menulis, konsep pembelajaran menulis, ruang lingkup, dan permasalahan serta solusi untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa SD

Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis di SD: 14 1. Menulis prosa deskripsi 2. Menulis surat izin 3. Menulis surat undangan 4. Mengisi formulir 5. Menyusun paragraf 6. Mengembangkan judul dan topic 7. Menulis nonfiksi 8. Menyingkat cerita 9. Menulis naskah pengumuman 10. Menulis iklan dan poster 11. Menulis laporan kegiatan 12. Menulis naskah pidato, dan lain-lain.
Berikut beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan: a) Menulis mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat karangan seperti contoh (pola) yang diberikan yang tentu idenya harus lebih dekat dengan siswa. b) Menulis dengan melengkapi kalimat,yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia. c) Bimbingan dengan memasangkan kelompok kata,yakni siswa dibimbing untuk memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang terpengggal atau kurang lengkap. d) Bimbingan dengan mengurutkan kalimat,yaitu siswa dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri. e) Bimbingan dengan pertanyaan,hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat karangan setelah dimulai dengan pertanyaan pertanyaan dalam pikiran nya.
Rambu-Rambu Pembelajaran Menulis 1) Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis. 2) Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu, terhadap aspek pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu dapat difokuskan pada komponen tertentu. Menulis dapat sebagai fokus maupun sebagai tambahan. 3) Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai terkecil hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis). 4) Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu berpikir dan bernalar. 5) Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas. 6) Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya harus seimbang. 7) Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa yang mengacu pada konteks atau tema. 8) Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang disarankan utnuk diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi. 9) Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar kelas. 10) Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak, surat kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan: alam, sosial, budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g) hasil karya anak. 11) Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil. 12) Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.

JENIS-JENIS TULISAN DAN PEMETAAN MATERI MENULIS DI SEKOLAH DASAR DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Tujuan menulis a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini. b. Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. c. Mendidik, mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. d. Menghibur, fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
Fungsi Menulis a. Fungsi penataan Artinya proses dari membuat sebuah karangan disana terjadi sebuah penataan/pengelolaan gagasan, pikiran, pendapat, imajinasi dan yang lainnya. Kedua yakni b. Fungsi pengawetan Artinya fungsionalitas gagasan dapat di operasionalkan hingga bertahan lama, hal ini terimplementasi bahwa gagasan akan terdokumentasi dalam sebuah tulisan. c. Fungsi penciptaan Artinya hasil dari karangan merupakan perwujudan dari hal yang baru. Dan yang terakhir fungsi penyampaian, artinya isi yang ada dalam sebuah karangan meupakan gagasan yang akan disampaikan penulis terhadap pembacanya. d. Fungsi penyampean Gagasan, pikiran, imajinasi itu yang sudah ditata dan diawetkan dalam wujud tulisan dapat dibaca aatau disampaikan kepada yang lain.

KONSEP DASAR KETERAMPILAN MENULIS

1. Tahap prapenulisan (persiapan) a. Menentukan topik b. Menentukan maksud atau tujuan penulisan c. Memperhatikan sasaran karangan (pembaca) d. Mengumpulkan informasi pendukung e. Mengorganisasikan ide dan informasi 2. Tahap penulisan 3. Tahap pascapenulisa
Jenis-Jenis Dalam Menulis 1. Eksposisi Eksposisi merupakan salah satu bentuk karangan yang menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. 2. Deskripsi Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. 3. Narasi Narasi merupakan tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. 4. Argumentasi Argumentasi merupaka tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis, meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapatnya. 5. Persuasi Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.

KONSEP PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA SD

Konsep Pembelajaran Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa SD. ∙ Kemampuan membaca permulaan ∙ Pembelajaran Tematik ∙ Pembelajaran Metode Mueller
Metode Yang Digunakan Dalam Keterampilan Membaca 1. Metode SQ3R Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik dan bersifat praktik. Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional. 2. Metode Scramble Metode pembelajaran scramble adalah sebuah metode pembelajaran yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. 3. Metode Membaca Cepat Membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan (aspek bacaan yang digali), dan berat ringannya bahan bacaan. 4. Metode Isian Rumpang metode isian rumpang adalah berupa penyajian suatu wacana yang secara sengaja dirumpangkan. Perumpangan itu dilakukan dengan cara melesapkan kata-kata tertentu sesuai dengan kriteria untuk masing-masing fungsi.

KETERAMPILAN MEMBACA

Membaca Permulaan 1. Lingkup Pelajaran Pembelajaran Membaca Permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. 2. Kemampuan Membaca Menggunakan Tiga Syarat yaitu kemampuan membunyikan : ∙ Lambang-lambang tulis ∙ Penguasaan kosakata untuk memberi arti dan ∙ Memasukkan makna dalam kemahiran bahasa 3. Proses Membaca Permulaan Melibatkan Tiga Komponen (tingkat visual memory (VM), huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis)Secara teoretik proses membaca permulaan dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama disebut Visual Memory (VM). Pada tahap ini huruf, suku kata, kata, dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis. Tahap kedua disebut Phonological Memory (PM). Pada tahap ini terjadi proses pembunyian lambang grafis yang sudah terekam pada tahap VM. Tahap ketiga disebut Semantic Memory (SM). Pada tahap ini terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat.
Aktivitas yang Dilakukan oleh Pembaca a. Membaca sebagai proses, yakni mengacu pada kegiatan fisik dan mental. b. Membaca sebagai produk, yakni mengacu pada konsekuensi dari kegiatan yang dilakukan pada saat proses membaca.
Jenis Jenis Membaca A. Dari Segi Jenjang 1. Membaca permulaan. 2. Membaca lanjut. B. Dari Segi Pelaksanaannya 1. Membaca Nyaring 2. Membaca Senyap Membaca senyap dibagi dalam beberapa bagian (Dalman, 2014) yaitu : ∙ Membaca Ekstensif a) Membaca Survey b) Membaca Sekilas c) Membaca Dangkal ∙ Membaca Intensif a) Membaca Teliti. b) Membaca Pemahaman. c) Membaca Kritis. d) Membaca Ide. e) Membaca Kreatif. C. Dari Segi Kecepatan 1. Membaca kilat. 2. Membaca cepat. 3. Membaca studi. 4. Membaca reflektif.

KONSEP DASAR KETERAMPILAN MEMBACA

Teknik Membaca a. Skimming b. Scanning c. Selecting d. Skipping
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca a. Faktor Fisiologis b. Faktor Intelektual c. Faktor Lingkungan d. Faktor Psikologis Faktor ini mencakup: motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi,dan penyesuaian diri. e. Kemampuan berbahasa f. Disleksia
Jenis-Jenis Membaca a. Membaca nyaring dan membaca dalam hati b. Membaca intensif dan membaca ekstensif c. Membaca literal, kritis dan kreatif d. Membaca cepat dan efektif e. Membaca skimming dan skanning
Masalah Umum dalam Membaca a. Rendahnya tingkat kecepatan membaca b. Minimnya pemahaman yang diperoleh c. Kurangnya minat baca d. Minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang cepat dan efektif

PRAKTIK KEMAMPUAN BERBICARA

Praktik Keterampilan Berbicara 1. Berdialog 2. Menyampaikan Pengumuman 3. Debat 4. Bercerita 5. Bermusyawarah 6. Diskusi 7. Pidato

KONSEP DASAR KETERAMPILAN BERBICARA 2

FAKTOR – FAKTOR PENTING DALAM BERBICARA Faktor kebahasaan terdiri atas : 1. Ketepatan pengucapan (lafal) 2. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi (intonasi) 3. Pilihan kata (diksi) dan pemakaian kalimat. Sementara itu faktor nonkebahasaan terdiri atas : 1. Sikap yang tenang,wajar dan tidak kaku, 2. Pandangan (penguasaan medan) 3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain, 4. Gerak gerik dan mimic 5. Kenyaringan suara 6. Kelancaran 7. Relevensi atau penalaran 8. Penguasaan topic
UNSUR POKOK BERBICARA • Pertama, komunikator adalah sekelompok orang yang menyampaikan pikiran, gaagsan, perasaan pada orang lain. • Kedua, pesan adalah lambang yang bermakna yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. • Ketiga, komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasran komunikator ketika ia menyampaikan pesannya. • Keempat, media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. • Kelima, efek adalah respon atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator (Almasitoh & Uningowati, 2014).
Berbicara merupakan salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media bahasa. Berbicara merupakan salah satu bentuk tindak tutur, yaitu suatu bentuk bunyi yang dihasilkan oleh alat suara yang diiringi dengan gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Sesuai fungsinya, berbicara adalah media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.
Nida & Harris (dalam Tarigan, 2015: 1) mengemukakan bahwa keterampilan barbahasa memiliki 4 komponen yaitu: • 1). keterampilan menyimak (listening skills), • 2). Keterampilan berbicara (speaking skills), • 3). keterampilan membaca (reading skills), • 4). keterampilan menulis (writing skills)

KETERAMPILAN BERBICARA 1

Jenis-jenis Berbicara a. Berbicara berdasarkan tujuan 1. Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 2. Berbicara menghibur. 3. Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. b. Berbicara berdasarkan situasi 1. Berbicara formal 2. Berbicara informal c. Berbicara berdasarkan cara penyampaian nya 1. Berbicara mendadak 2. Berbicara berdasarkan catatan 3. Berbicara bedasarkan hafalan 4. Berbicara berdasarkan naskah d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar nya 1. Berbicara antarpribadi 2. Berbicara dalam kelompok kecil 3. Berbicara dalam kelompok besar
Faktor penting dalam Berbicara 1.Ketepatan pengucapan (lafal) 2.Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi (intonasi) 3.Pilihan kata (diksi) dan pemakaian kalimat Sementara itu faktor nonkebahasaan terdiri atas : 1. Sikap yang tenang,wajar dan tidak kaku, 2. Pandangan (penguasaan medan) 3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain, 4. Gerak gerik dan mimic 5. Kenyaringan suara 6. Kelancaran 7. Relevensi atau penalaran 8. Penguasaan topic
Fungsi Berbicara 1) Fungsi instrumental bertindak untuk menggerakkan serta memanipulasi lingkungan,menyebutkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. 2) Fungsi pengaturan merupakan pengawasan terhadap peristiwa peristiwa. 3) Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan,menyampaikan fakta dan pengetahuan,menjelaskan,melaporkan, dan menggambarkan,misalnya seorang penyiar yang menyampaikan berita. 4) Fungsi interaksional merupakan penggunaan bahasa untuk menjamin pemeliharaan sosial. 5) Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk menyatakan perasaan,emosi,kepribadian, dan reaksi-reaksi yang terkandung dalam benaknya. 6) Fungsi heuristik merupakan penggunaan bahasa untuk mendapatkan pengetahuan,mempelajari lingkungan. 7) Fungsi imajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk menciptakan sistematis atau gagasan-gagasan imajiner.

STRATEGI DAN MODEL PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENYIMAK pada Siswa SD

Model Keterampilan Menyimak 1. Metode Simak-Ulang Ucap (metode Integratif) 2. Simak Kerjakan (metode integratif) 3. Metode Menjawab Pertanyaan 4. Metode Identifikasi Tema/Kalimat Topik/Kata Kunci 5. Metode Menyelesaikan Cerita 6. Metode Parafrase 7. Metode Merangkum
Klasifikasi Strategi Pembelajaran 1. Strategi Menyimak Dan Berpikir Langsung MBL / DLTA (Direct Listening Thinking Activities) 2. Strategi Pertanyaan Jawaban (PJ) 3. Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML Atau DLA (Direct Listening Activities)

Kendala dan Karakteristik Penyimak

1. Kendala Menyimak menurut Montgomery a) Melamun b) Tidak menyukai Pembicara c) Membuat rencana sendiri d) Tanggapan emosional e) Berpikir berputar f) Selalu mendebat g) Tak mau menyimak cepat h) Tak mau menyimak rumit i) Hanya mendapatkan fakta
2. Kendala Menyimak menurut Hunsaker a) Aktivitas pasif b) Kurang pengalaman c) Kondisi tempat d) Prasangka buruk e) Melamun f) Kurang terampil
Aneka Kendala Penyimak 1) Keegosentrisan 2) Keengganan ikut terlibat 3) Ketakutan akan perubahan 4) Keinginan menghindari pertanyaan 5) Puas terhadap penampilan eksternal 6) Pertimbangan yang prematur. 7) Kebingungan semantik