Aliran Filsafat Post Modern

Jean-Francois Lyotard

1970-an dalam bukunya yang berjudul “The Postmodern Condition: A Report on Knowledge”

mengartikan postmodernisme sebagai segala kritik atas pengetahuan universal, atas tradisi metafisik, fondasionalisme maupun atas modernisme (Maksum, 2014: 305-306).

MENURUT PARA AHLI

MICHEAL FOUCAIT & JACQUES DERRIDA

Micheal Foucalt, ia memberikan tanggapan mengenai postmodernisme bahwa ia menolak keuniversalan dari sebuah pengetahuan.

Jacques Derrida merupakan sosok yang terkenal dengan pencipta pemikiran dekonstruksi. Keberhasilannya yang telah mengungkap kontradiksi narasi besar modernitas melalui dekontruksi, Derrida menjadi aliran salah satu pemikir utama teori sosial postmodern.

CIRI-CIRI PEMIKIRAN POSTMODERNISME

PERTAMA

dekonstruktif. Yang dimaksud dekontruktif adalah hampir konstruksi dasar keilmuan yang
telah berkembang pada era modern perlu dipertanyakan ulang kebenarannya oleh
postmodernisme, yang memerlukan perbaikan dan lebih disempurnakan oleh para pemikir
postmodernisme.

KEDUA

relativisme, yang dimaksud relativisme disini
artinya pemikiran postmodernisme dalam hal yang nyata dalam kebudayaan seperti nilai-nilai,
kepercayaan, dan lainnya.

PLURALISME

Pluralisme, yang dimaksud pluralisme disini artinya
adanya toleransi keberagaman perbedaan pemikiran, peradaban, agama dan budaya.
4 Sehingga
terciptanya suatu maysrakat heterogen (masyarakat yang bermacam-macam) bukan masyarakat
homogeny (masyarakat yang sama).

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Postmodernisme memiliki kelebihan yang diantaranya adalah bahwa cara pandang
postmodernisme bisa mengubah kita menjadi tanggap oleh wacana besar yang positif dan juga
prinsip etika yang positif, bisa dipakai dan diputar untuk menjerat manusia. Manusia
mempunyai martabat yang harus dijunjung tinggi, seperti kebebasan merupakan nilai yang
tinggi. Postmodernisme turut menyadarkan kita akan segala sesuatu yang harus diselidiki
supaya tidak hanya mendengarkan suara diri kita saja tapi mewajibkan suara dari orang lain.
Postmodernisme memiliki segi positif, yaitu keterbukaan untuk saling menghargai, terbukanya
bentuk kebhinekaan dalam masyarakat, dominan agama, adanya perlawanan monopoli,
kelompok atau ideologi tertentu, sehingga menguntungkan bentuk pemerintahan

kelemahan
postmodernisme yang Pertama adalah postmodernisme sangat semangat dan gigih untuk
memperkenalkan narasi-narasi kecil, kenyataannya tidak sesuai akan banyaknya narasi yang
mengandung banyak keburukan. Kelemahannya yang kedua, postmodernisme tidak membedabedakan ideologi hanya di satu pihak dan prinsip-prinsip global etika terbuka juga pada pihak
yang lain. Mereka menutup perbedaan yang prinsipil itu dengan istilah-istilah cerita besar.
Pendekatan ideologis mempermudah akan hal itu, bukan prinsip-prinsip dasar yang terbuka.
Sangat bertentangan dengan martabat manusia sebagai makhluk yang secara sadar akan baik
ataupun buruk yang mampu untuk bertanggung jawab, dalam arti ideologi tertutup. Ketiga,
Postmodernisme menuntut untuk cerita-cerita besar disingkirkan demi cerita yang kecil.

PENGERTIAN

merupakan suatu ide baru yang menolak atau pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya yaitu paham modernisme yang mencoba untuk memberikan kritikan-kritikan terhadap modernisme yang dianggap telah gagal dan bertanggung jawab terhadap kehancuran martabat manusia.

LAHIRNYA POSTMODERN

Munculnya postmodernisme tidak dapat dilepaskan dari modernisme itu sendiri. Tumbangnya modernisme dan munculnya postmodernisme dapat kita ketahui dari pemikiran filsafatnya Soren Kierkegaard (1813-1855), sebagaimana dikutip oleh Ali Maksum, yang menentang rekonstruksi- rekonstruksi rasional dan masuk akal yang menentukan keabsahan kebenaran ilmu.

PENGARUH FILSAFAT POSTMODERNISME TERHADAP PENDIDIKAN DAN KURIKULUM

Muatan kurikulum dan pelaksanaannya oleh para guru cenderung lebih mengutamakan banyaknya materi pelajaran yang diberikan (overload). Guru dibebani target menghabiskan mater

Birokrasi pengelola pendidikan mempunyai “kekuasaan” yang acapkali bertolak belakang dengan tujuan pendidikan.