Chapter 7:
Ibadah yang sejati

IBADAH YANG SEJATI

Pengertian ibadah

Menurut Roma 12:1-8
Kata “ibadah” dalam Roma 12:1 menggunakan kata dalam bahasa Yunani, yaitu "latreia", yang
sering diterjemahkan sebagai ‘pelayanan’, ‘penyembahan’, atau ‘ibadah’.

Ibadah yang sejati (logikê latreia) artinya: mempersembahkan tubuh (soma) sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah

Ada 3 hal yang Paulus tegaskan untuk memaknai ibadah yang sejati berdasarkan Roma 12:1-8, yaitu:
1. Mempersembahkan tubuh (ay. 1),
Artinya: Mempraktikkan ibadah secara benar sehingga, ibadah bukan sekadar rutinitas upacara keagamaan, melainkan menjadi sikap hidup dan pola pikir semua pengikut Kristus.
Contoh: Mata, tangan, otak, perasaan, kaki dan sebagainya harus kita pergunakan secara maksimal untuk memuliakan Tuhan.
2. Jangan menjadi serupa dengan dunia ini (ay. 2),
Artinya: Percaya dan taat kepada Allah.
3. Berubahlah oleh pembaruan budimu (ay. 2).
Artinya: Semakin kita mengenal ajaran Kristus dan menaati perintah-Nya, seharusnya sikap hidup dan pola pikir kita selalu mengalami perubahan sesuai dengan kehendak Kristus.
Contoh: Mampu mengetahui mana hal yang baik dan mana yang tidak baik.

Makna pengertian Ibadah yang sejati berdasarkan Roma 12:1-8 adalah
Kita sebagai pengikut Kristus diminta memiliki sikap hidup yang total jika mau menjadi pengikut-Nya. Kita diminta untuk memberikan diri kita secara utuh untuk membuktikan bahwa kita adalah umat yang mau menaati dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya.

Menurut Bahasa Inggris:
Kata "worship untuk ibadah" sebenarnya berasal dari akar kata Inggris kuno "weorthscipe", yang secara harfiah terdiri atas "weorth (worthy)" dan "scipe (ship)" dan berarti ‘memberikan penghargaan atau penghormatan kepada seseorang’.

Menurut KBBI:
Kata "ibadah" sebagai ‘perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya’.
Ada juga yang menggunakan istilah "ibadat" untuk kata ibadah, yang artinya: ‘segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat,
maupun alam semesta’.

Tujuan ibadah

Sebagai bukti kepercayaan dan wujud taat kepada Allah serta ungkapan rasa syukur. Ibadah yang sejati bukan hanya diperlihatkan dengan rajin ke gereja, melainkan harus diwujudkan dalam praktik hidup
sehari-hari.

Perbedaan antara ibadah umum dan ibadah pribadi, menurut James F. White yaitu:
1. Ibadah umum (common worship) merupakan ibadah yang dipersembahkan jemaat yang berkumpul bersama, persekutuan Kristen. Persekutuan Kristen sering dikaitkan dengan
istilah gereja (ekklesia).
2. Ibadah (devotion/devosi) pribadi biasanya (walaupun tidak selalu berarti demikian) dilaksanakan terpisah dari kehadiran fisik dalam persekutuan.

Praktik ibadah yang sejati

Bentuk pelayanan ibadah yang merupakan bagian dari tugas-tugas panggilan gereja merupakan wujud dari praktik ibadah yang sejati.
1. Bersaksi
Contoh: Mengisi pujian di ibadah Minggu
2. Beribadah
Contoh: Mengikuti ibadah anak atau ibadah Sekolah Minggu.
3. Mengajar
Contoh: Guru Sekolah Minggu yang sedang mengajar firman Tuhan.
4. Melayani
Contoh: Menolong para korban banjir.