ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM
Conflict is present everywhere in the world around us. We experience conflict on a daily basis, and it can be minor or major.
Conflict in a story is a struggle between opposing forces. Characters must act to confront those forces and there is where conflict is born. If there is nothing to overcome, there is no story. Conflict in a story creates and drives the plot forward.
8. Aliran Maturidiyah
Tentang Dosa besar : Al-Maturidiyah berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak akan selamanya dineraka, karna Allah sudah menjanjikan akan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya di dunia. Orang yang kekal di neraka hanya orang-orang kafir atau murtad
Abu Mansur Al Maturidi
7. Aliran Jabariyah
In this type of conflict, a character must take on society itself, and not a single person. The character stands at odds with societal norms and realizes the necessity to work against these norms. This is an external conflict.
Doktrin Ajaran Jabariyah
Give examples of man versus society conflict in the real world.
Menurut aliran Jabariyah, manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya, dan tidak memiliki kemampuan untuk memilih. Segala gerak dan perbuatan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah dari Allah semata, sehingga aliran ini dikatakan fatalism atau predestination. Meskipun demikian, manusia tetap mendapatkan pahala atau siksa, karena perbuatan baik atau jahat yang dilakukannya.
Sejarah Aliran Jabariyah
Give examples of man versus society conflict in a literary work.
Aliran ini muncul dari sikap yang skeptis terhadap situasi politik pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān. Perasaan tidak berdaya itu kemudian dirumuskan dalam pemikiran teologi, bahwa semua perbuatan manusia merupakan wujud kehendak Allah.
6. Aliran Qadariyah
This situation results from a protagonist working against what has been foretold for that person. While this conflict was more prevalent in stories where gods could control fate, such as in ancient Greek dramas, there are still examples of this type of conflict in more contemporary literature.
Since in real life we can't say that such examples of man versus supernatural, there are some superstitions that can influence a person's life.
Give examples of these superstitions.
Manusia mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan
kebenaran dan kebaikan serta menghancurkan keẓaliman. Manusia diberi daya oleh Allah dan kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan sehingga dinamakan aliran free will and free act. Manusia juga diberi kebebasan untuk memilih antara melakukan sesuatu kebaikan dan keburukan, dan mereka harus mempertanggungjawabkan semua
perbuatannya kelak di hari akhir
Superstitions
Give examples of man versus fate conflict in a literary work.
Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān
5. Aliran Mu’tazilah
A more contemporary type of conflict, this situation results from humans involved in a struggle with man-made machines. This is an external conflict.
Doktrin Ajaran
As this conflict is more science fiction based, in real life we can't find such examples.
However, as technology became a big part of our lives there are some situations that man made machines affects our lives.
Find such examples.
Doktrin Mu’tazilah tentang amar makruf dan nahi mungkar: pada awalnya mempunyai kesamaan dengan doktrin Ahlussunnah, yaitu bahwa setiap muslim mempunyai kewajiban untuk mengajak kebaikan dan menghindari kemungkaran. Namun, dalam perkembangannya digunakan untuk memaksa kepada pihak yang tidak sepaham dengan teologi Mu’tazilah untuk menerimanya.
Doktrin teologi Mu’tazilah yang berkaitan dengan keadilan adalah: Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia. Manusia bisa mengerjakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya dengan kekuasaan yang diciptakan-Nya terhadap diri manusia. Ia hanya memerintahkan apa yang dikehendaki-Nya. Ia hanya menguasai kebaikankebaikan yang diperintahkan-Nya dan tidak campur tangan dalam keburukan yang dilarang-Nya
Tokoh Aliran
Give examples of man versus machine conflict in a literary work.
Waṣil bin Aṭo’ (salah seorang murid Hasan al-Baṣri)
4. Aliran Murji’ah
This conflict develops from a protagonist’s inner struggles and may depend on a character trying to decide between good and evil or overcoming self-doubt. This conflict has both internal and external aspects, as obstacles outside the protagonist's force them to deal with inner issues.
Murji’ah Ekstrim
Give examples of man versus self conflict in the real world.
Al-Khasaniyah
Doktrin Ajaran: jika seseorang mengatakan, “saya tahu
bahwa Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini”, orang yang demikian tetap mukmin dan bukan kafir. Dan jika seseorang mengatakan, “saya tahu Tuhan mewajibkan naik haji ke Ka’bah, tetapi saya tidak tahu apakah ka’bah di India atau di tempat lain”, orang yang demikian itu juga tetap mukmin.
Al-Yunusiah
Doktrin Ajaran: melakukan maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat, tidaklah merusak iman seseorang. Demikian juga Golongan al-Ubaidiyah. Muqatil bin Sulaiman mengatakan, bahwa perbuatan jahat, banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang, dan sebaliknya pula perbuatan baik tidak akan merubah kedudukan orang musyrik atau polytheist.
al-Salihiyah (pengikut Abu al-Hasan al-Salihi)
Doktrin Ajaran: iman adalah mengetahui Tuhan dan kufur adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam pengertian mereka, sembahyang tidaklah merupakan ibadah kepada Allah, karena yang disebut ibadah adalah iman kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan
al-Jahmiah (pengikut Jaham bin
Shafwan)
Doktrin Ajaran: Bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan, dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanya di hati, dan apabila mati tetap menyandang predikat mukmin yang sempurna.
Murji’ah Moderat
Give examples of man versus self conflict in a literary work.
Doktrin Ajaran: Golongan ini berpendapat, bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar bukanlah kafir, dan tidak kekal di dalam neraka, tetapi akan dihukum di neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya, dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali. Bisa jadi orang yang melakukan dosa besar itu bertobat, dan tobatnya diterima Allah. Sehingga hukum orang mukmin yang melakukan dosa besar, ditunggu pada putusan akhir Allah di akhirat kelak.
Abu Yusuf
Abu Hanifah
al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi
Ṭālib
3. Aliran Syi’ah
In this type of conflict, a character is tormented by natural forces such as storms or animals. This is also an external conflict.
Syi’ah Qaramithah
Doktrin Ajaran: Mereka mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah muballigh mereka dan setan-setan adalah musuh mereka, sembahyang adalah mengikuti mereka, haji adalah ziarah kepada imam-imam mereka. Orang yang sudah mengetahui sedalam-dalamnya Allah, tidak perlu sembahyang, puasa, dll.
Yaitu kaum Syi’ah yang suka menafsirkan al-Qur’an sesuka hatinya.
Syi’ah Zaidiyah
Doktrin Ajaran: Mereka tidak mengkafirkan Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, Utsman bin Affan, walaupun berkeyakinan bahwa Ali bin Abi Ṭālib lebih mulia dari ketiganya. Mengenai pelaku dosa besar, mereka berkeyakinan apabila mati sebelum taubat maka akan masuk neraka selama-lamanya.
Yaitu Syi’ah pengikut Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Ṭālib, Syi’ah ini berkembang di Yaman.
Syi’ah Isma’iliyah
Yaitu Syi’ah yang mempercayai hanya 7 orang Imam, yaitu mulai Ali bin Abi Ṭālib dan diakhiri Ismail bin Ja’far as-Shaddiq yang lenyap dan akan keluar pada akhir zaman.
Syi’ah Imamiyah
Yaitu Syi’ah yang percaya kepada Imam-imam yang ditunjuk langsung oleh nabi Muhammad Saw. yaitu Ali bin Abi Talib sampai 12 orang Imam keturunannya
Syi’ah Kaisaniyah
Give examples of man versus nature conflict in the real world.
Doktrin Ajaran: Golongan ini tidak mempercayai adanya ruh Tuhan dalam tubuh Ali bin Abi Talib, tetapi mereka meyakini bahwa Imam Syi’ah adalah ma’sum dan mendapatkan wahyu.
Syi’ah ini adalah pengikut Mukhtar bin Ubay as-Tsaqafi.
Syi’ah Sabaiyah
Give examples of man versus nature conflict in a literary work.
Doktrin Ajaran: Mempercayai kembalinya Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Talib di akhir zaman nanti, juga menyebarkan paham bahwa malaikat Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu dari Tuhan. Karena sebenarnya wahyu yang seharusnya diturunkan kepada Ali bin Abi Talib tetapi justru diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sekte ini termasuk syi’ah ghaliyah (syi’ah yang keterlaluan, yang berlebih-lebihan)
Main topic
2. Aliran Asy’ariyah
Doktrin Ajaran:
Al Asyari mengatakan bahwa Allah itu dapat dilihat di akhirat,tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru'yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilaman ia menciptakan manusia untuk melihat-Nya.
Abu al-Hasan Ali bin Isma’il al-Asy’ari: pendiri aliran ini
1. Aliran Khawarij
A situation in which two characters have opposing desires or interests. The typical scenario is a conflict between the protagonist and antagonist. This is an external conflict.
Al-Ibadiyah
Doktrin Ajaran: Doktrin teologi yang terpenting antara lain bahwa orang Islam yang berdosa besar tidak dikatakan mukmin, melainkan muwahhid (orang yang dimaksud adalah kafir nikmat, yaitu tidak membuat pelakunya keluar dari agama Islam).
Abdullāh bin Ibad al-Murri at-Tamimi
Sekte al-Ibadiyyah dianggap sebagai golongan yang paling moderat dalam aliran Khawārij.
As-Sufriyah
Doktrin Ajaran: Doktrin teologinya yang penting adalah istilah kufr atau kafir. Istilah kafir itu mengandung dua arti, yaitu kufr an-ni’mah (mengingkari nikmat Tuhan) dan kufr billah (mengingkari Tuhan). Untuk arti pertama, kafir tidak berarti keluar dari Islam.
Ziad bin Ashfār
Sekte ini membawa paham yang mirip dengan paham al-Azariqah, hanya lebih lunak.
Al-‘Ajaridiyah
Doktrin Ajaran: Doktrin teologi kaum al-Ajaridiyah jauh lebih moderat. Mereka berpendapat bahwa tidak wajib berhijrah ke wilayah mereka seperti yang diajarkan Nafi’, tidak boleh merampas harta dalam peperangan kecuali harta orang yang mati terbunuh, dan tidak dianggap musyrik anak-anak yang masih kecil.
Pendiri sekte ini adalah Abdul Karim bin Ajarad.
An-Najdah
Doktrin Ajaran: Paham teologi an-Najdat yang terpenting adalah bahwa orang Islam yang tak sepaham dengan mereka dianggap kafir. Orang seperti ini menurut mereka akan masuk neraka dan kekal di dalamnya. Pengikut an-Najdâh sendiri tidak akan kekal dalam neraka walaupun melakukan dosa besar. Bagi mereka dosa kecil dapat meningkat menjadi dosa besar bila dikerjakan terus-menerus.
Abu Fudaik dan Rasyid at-Tawil
Najdah bin Amir al-Hanafi yaitu Pendiri sekte ini
Lahirnya kelompok ini sebagai reaksi terhadap pendapat Nafi’, pemimpin al-Azariqah yang mereka pandang terlalu ekstrem.
Al-Azariqah
Give examples of man versus man conflict in the real world.
Doktrin Ajaran: Orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka adalah termasuk orang musyrik. Begitu juga pengikut al-Azariqah yang tidak mau hijrah kedalam lingkungan mereka juga dipandang musyrik.
Tokoh Aliran:
Abi Rasyid Nafi’ bin al-Azraq yaitu pemimpin sekte ini.
Sekte ini lahir sekitar tahun 60 H (akhir abad ke-7 M) di daerah perbatasan antara Irak dan Iran.
Al-Muhakkimah
Give examples of man versus man conflict in a literary work.
Doktrin Ajaran: Mereka menolak tahkim karena dianggap bertentangan dengan perintah Allah Swt.
Sekte ini merupakan golongan Khawarij asli yang terdiri dari pengikut-pengikut Ali yang kemudian membangkang. Nama al-Muhakkimah berasal dari semboyan mereka lā hukma illā lillāh ( menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah)