Kategóriák: Minden

a Debora Dian Fitresia 9 hónapja

121

Chapter 7: Ibadah yang sejati

Ibadah sejati bukan hanya diukur dari kehadiran di gereja, melainkan juga dari perilaku sehari-hari. Ibadah ini menunjukkan bukti kepercayaan dan ketaatan kepada Allah serta rasa syukur.

Chapter 7: 
Ibadah yang sejati

Chapter 7: Ibadah yang sejati

IBADAH YANG SEJATI

Praktik ibadah yang sejati
Bentuk pelayanan ibadah yang merupakan bagian dari tugas-tugas panggilan gereja merupakan wujud dari praktik ibadah yang sejati. 1. Bersaksi Contoh: Mengisi pujian di ibadah Minggu 2. Beribadah Contoh: Mengikuti ibadah anak atau ibadah Sekolah Minggu. 3. Mengajar Contoh: Guru Sekolah Minggu yang sedang mengajar firman Tuhan. 4. Melayani Contoh: Menolong para korban banjir.
Tujuan ibadah
Sebagai bukti kepercayaan dan wujud taat kepada Allah serta ungkapan rasa syukur. Ibadah yang sejati bukan hanya diperlihatkan dengan rajin ke gereja, melainkan harus diwujudkan dalam praktik hidup sehari-hari.

Perbedaan antara ibadah umum dan ibadah pribadi, menurut James F. White yaitu: 1. Ibadah umum (common worship) merupakan ibadah yang dipersembahkan jemaat yang berkumpul bersama, persekutuan Kristen. Persekutuan Kristen sering dikaitkan dengan istilah gereja (ekklesia). 2. Ibadah (devotion/devosi) pribadi biasanya (walaupun tidak selalu berarti demikian) dilaksanakan terpisah dari kehadiran fisik dalam persekutuan.

Pengertian ibadah
Menurut KBBI: Kata "ibadah" sebagai ‘perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya’. Ada juga yang menggunakan istilah "ibadat" untuk kata ibadah, yang artinya: ‘segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun alam semesta’.
Menurut Bahasa Inggris: Kata "worship untuk ibadah" sebenarnya berasal dari akar kata Inggris kuno "weorthscipe", yang secara harfiah terdiri atas "weorth (worthy)" dan "scipe (ship)" dan berarti ‘memberikan penghargaan atau penghormatan kepada seseorang’.
Menurut Roma 12:1-8 Kata “ibadah” dalam Roma 12:1 menggunakan kata dalam bahasa Yunani, yaitu "latreia", yang sering diterjemahkan sebagai ‘pelayanan’, ‘penyembahan’, atau ‘ibadah’.

Ibadah yang sejati (logikê latreia) artinya: mempersembahkan tubuh (soma) sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah

Ada 3 hal yang Paulus tegaskan untuk memaknai ibadah yang sejati berdasarkan Roma 12:1-8, yaitu: 1. Mempersembahkan tubuh (ay. 1), Artinya: Mempraktikkan ibadah secara benar sehingga, ibadah bukan sekadar rutinitas upacara keagamaan, melainkan menjadi sikap hidup dan pola pikir semua pengikut Kristus. Contoh: Mata, tangan, otak, perasaan, kaki dan sebagainya harus kita pergunakan secara maksimal untuk memuliakan Tuhan. 2. Jangan menjadi serupa dengan dunia ini (ay. 2), Artinya: Percaya dan taat kepada Allah. 3. Berubahlah oleh pembaruan budimu (ay. 2). Artinya: Semakin kita mengenal ajaran Kristus dan menaati perintah-Nya, seharusnya sikap hidup dan pola pikir kita selalu mengalami perubahan sesuai dengan kehendak Kristus. Contoh: Mampu mengetahui mana hal yang baik dan mana yang tidak baik.

Makna pengertian Ibadah yang sejati berdasarkan Roma 12:1-8 adalah Kita sebagai pengikut Kristus diminta memiliki sikap hidup yang total jika mau menjadi pengikut-Nya. Kita diminta untuk memberikan diri kita secara utuh untuk membuktikan bahwa kita adalah umat yang mau menaati dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya.