Perbedaan gurindam, syair, dan pantun
Syair, pantun, dan gurindam adalah tiga bentuk puisi lama yang memiliki ciri khas masing-masing. Syair berasal dari Arab dan dicirikan oleh rima a-a serta hubungan sebab-akibat antara dua baris pada setiap baitnya.
Megnyitás
Puisi lama Gurindam Gurindam sendiri merupakan bentuk dari puisi lama yang hanya memiliki dua bait saja. Makna dari syair ditentukan oleh bait-bait selanjutnya. (OL-13) Syair tidak mempunyai sampiran, layaknya pantun. Jadi pada syair, semua barisnya mengandung isi dan makna. Rima (persamaan bunyi atau persajakannya) adalah a-a-a-a. Semua barisnya adalah isi. Jumlah suku kata dalam setiap baris antara 8-14 suku kata. Setiap bait terdiri atas empat baris. Syair Syair adalah jenis puisi yang memiliki irama yang dimana syair berasal dari daerah timur atau lebih tepatnya Arab. Baris ke-1 dan baris ke-2 mempunyai hubungan sebab dan akibat. Bersajak sama atau a-a. Jumlah suku kata tiap-tiap baris tidak tetap. Tiap bait terdiri atas dua baris. Pantun Pantun dapat diartikan sebagai salah satu puisi lama yang sering diperkenalkan dengan bahasa-bahasa Nusantaranya sendiri. Rima (persamaan bunyi atau persajakannya) adalah a-b-a-b. Baris ketiga dan keempat disebut dengan isi. Baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran. Jumlah suku kata dalam setiap baris antara 8-12 suku kata. Setiap baitnya terdiri atas empat baris.