Categorie: Tutti

da wirvin wijaya mancano 2 anni

561

Tidak ada Jalan Rata Menuju Kesuksesan

Sebuah kisah yang menggambarkan perjalanan seorang pemuda yang ingin mencapai puncak gunung, menggambarkan bahwa jalan menuju kesuksesan tidak pernah mudah dan penuh rintangan. Seorang kakek bijak memberikan nasihat kepada pemuda itu, mengatakan bahwa untuk mencapai puncak, dia harus siap menghadapi berbagai rintangan seperti bebatuan dan semak berduri.

Tidak ada Jalan Rata Menuju Kesuksesan

Wirvin Wijaya 9.7 (37)

Tidak ada Jalan Rata Menuju Kesuksesan

Autos = Self
Bios = Life
Graphy=Writing

An autobiography is the author's retelling of their life. This is written in first person and the author is the main character.

Kebahasaan

Add both your personal and professional accomplishments.

Kata Ganti Saya tidak sanggup melewati terjalnya batubatuan
Kalimat Aktif Transitif saya ingin mendaki gunung ini.
Kata Sifat Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan yang sangat indah.
Majas (Personifikasi) Suatu pagi hari yang buta
Konjungsi (Subordinatif) Setelah beristirahat sejenak, si pemuda kembali berangkat untuk mendaki.
Makna Konotasi terlihat seorang pemuda dengan tas di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal.
Makna Detonasi terlihat seorang pemuda dengan tas di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal.

Struktur Teks

Koda Paragraf 8
Resolusi Paragraf 5,6,dan 7
Komplikasi Paragraf 3 dan 4
Orientasi Paragraf 1 dan 2

Add the things you like and make you a happy person!

Pesan

Add the institutes where you got your degrees.

Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, tetap menjaga komitmen, dan berjuang menyingkirkan/menyelesaikan halangan & rintangan, kita akan mencapai puncak kesuksesan.

Ungkapan

Add the places you have worked. Additionally, you can mention what you learned from each of them.

Kepedulian Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan si pemuda, “Ada tiga jalan untuk menuju puncak gunung ini. Kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah, atau sebelah kanan.”
Empati Kemudian sambil menatap tajam, dia berkata tegas, “Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi.
Simpati Sang kakek dengan serius mendengarkan keluhan si pemuda.