av santi pratiwi för 4 årar sedan
443
Mer av detta
Memberi cap dan salah memberi cap
Bentuk ekstrim dari over-generalisasi; memberi cap yang negatif kepada diri sendiri
Penalaran emosional
Menganggap emosi-emosi yang negatif mencerminkan realita yang sebenarnya
Mendiskualifikasi hal positif
Menolak pengalaman-pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu “bukan apa-apa”
Filter mental
Menemukan hal kecil yang negatif dan terus memikirkannya sehingga pandangan tentang realita menjadi gelap
Eksternaliasasi harga diri
Mengukur nilai seseorang berdasarkan pendapat orang lain
Perfeksionis
Merasa butuh untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna agar merasa dirinya baik
Membesar-besarkan atau mengecilkan
Melebih-lebihkan suatu hal atau menecilkan suatu hak secara tidak tepat
Membaca pikiran
Percaya bahwa seseorang tahu pikiran orang lain tanpa memvalidasinya terlebih dahulu
Kesimpulan yang tidak beralasan
Menarik kesimpulan negatif tanpa bukti yang mendukung
Membuat abstrak yang selektif
Memfokuskan pada detail tapi tidak pada informasi yang relevan
Pembencanaan
Berpikir yang terburuk tentang orang atau kejadian
Berpikir dikotomi
Berpikir dengan ekstrim bahwa semua hal adalah semuanya baik atau semuanya buruk
Personalisasi
Memandang diri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal yang negatif yang kenyataannya tidaklah demikian
Over-generalisasi
Memandang suatu peristiwa yang negatif sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir
Pemikiran
Melihat segala sesuatu dalam kategori hitam atau putih
Menurunkan tingkah laku
Extinction
Response cost
Punishment
Meningkatkan tingkah laku
Reinforcement negatif
Reinforcement positif
Diskriminasi Stimulus
kemampuan untuk membedakan stimulus terkondisi dengan stimulus lain yang belum dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi
Generalisasi Stimulus
kecenderungan dari subyek untuk merespons terhadap stimulus terkondisi yang mirip
Spontaneous Recovery
kemunculan kembali respons terkondisi setelah adanya periode jeda
Kepunahan
menghilangnya respons yang udah kita kondisikan
Akuisisi
stimulus terkondisi (aba-aba) berulang kali diikuti stimulus tidak terkondisi (meniup mata)